JUDESA (Jembatan untuk Desa Asimetris) - Bangga Indonesia

Post Top Ad

JUDESA (Jembatan untuk Desa Asimetris)

JUDESA (Jembatan untuk Desa Asimetris)

Share This

Foto anak-anak kecil bergelantungan di jembatan reyot adalah gambar yang sudah dilihat oleh puluhan juta orang. Anak-anak di Sungai Ciberang, Lebak, Banten itu, boleh jadi juga sudah sering ditanya ini-itu oleh media terkait jembatan ini.

Itu adalah potret betapa keterisolasian merupakan tantangan besar bagi republik.
Reaksi dan respons orang atas foto tersebut juga beraneka rupa, tapi intinya dua. Positif dan negatif. Yang negatif akan marah, prihatin, sedih, kecewa, dan semacamnya. Tapi berhenti di situ. Tidak ada yang berubah, sampai ada orang yang mau berpikir dan memandang dengan cara berbeda.
Ada ribuan titik lain yang kondisinya juga mirip. Dengan jumlah sungai --besar, sedang, dan kecil-- di seluruh Indonesia yang mencapai ribuan, sudah dapat dipastikan ada ratusan ribu titik --mungkin jutaan-- yang terpisahkan oleh sungai-sungai itu. Belum yang terpisah ngarai dan lembah. Dan dari yang jutaan itu, baru sebagian kecil yang sudah tersedia jembatan yang aman dan memadai.
Maka, mereka yang berpikiran positif akan berpikir dan mencari akal, bagaimana mereplikasi itu dengan cepat, murah, dan efisien.

Presiden Joko Widodo berkali-kali menegaskan, "Jembatan sangat diperlukan untuk menghubungkan desa ke desa, atau kecamatan ke kecamatan." Itu adalah bagian dari visinya membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam bingkai negara kesatuan, sebagaimana tertulis dalam Nawacita.
Untuk dapat melipatgandakan pembangunannya, teknologilah jawabannya. Bagaimana jembatan dapat dibangun dengan biaya optimal, sehingga memberikan dampak yang maksimal.
Jokowi menugaskan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI untuk mencari solusi tersebut. Ia menargetkan, tahun ini sekurang-kurangnya ada 300 jembatan yang dapat menyambungkan antarwilayah terpencil.


Lalu hadirlah teknologi JUDESA. Singkatan dari Jembatan untuk Desa Asimetris. Judesa adalah jembatan gantung untuk pejalan kaki ataupun pesepeda motor di pedesaan dengan biaya murah dan pelaksanaan pembangunannya melibatkan masyarakat setempat. Pembangunannya diharapkan dapat membantu menghilangkan hambatan masyarakat pedesaan untuk mendapatkan akses pendidikan, informasi, pemasaran hasil pertanian, dan barang/ jasa yang dibutuhkan untuk kehidupan mereka sehari-hari.
Judesa mampu menembus bentang sungai atau jurang 30 hingga 120 m dan memiliki tipe asimetris atau menggunakan satu pilon. Penggunaan satu pilon dimaksudkan untuk mengurangi biaya material struktur jembatan dan memberikan kemudahan dalam pembangunan. Pelaksanaan konstruksinya membutuhkan waktu sekitar 120 hari.
Judesa memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya sangat pas untuk diterapkan di kawasan terpencil, yaitu fleksibel dan ekonomis. Keunggulan tersebut antara lain ialah materialnya merupakan prefabrikasi (cetakan pabrik) sehingga dapat disiapkan untuk dikirim ke lokasi. Kemudian sistem jembatan modular yang memberikan kemudahan pembangunan dengan swadaya masyarakat.
Metode konstruksi Judesa satu arah/dari satu sisi sungai sehingga cocok untuk membuka jalur perintis dan mengurai pengangkutan material menyebrangi sungai.


Teknologi ini sudah diimplementasikan pada tahun 2015 di Desa Cihawuk dan Desa Cibeureum, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada tahun 2017 dilakukan replikasi perdana yang berlokasi di Desa Siru dan Desa Wae Wako, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sebelumnya dipisahkan oleh Sungai Wae Laci. Kini dua desa itu sudah terhubung dengan adanya Judesa sepanjang 62 meter. Biaya yang diperlukan untuk membangun Judesa di Kabupaten Manggarai tersebut adalah Rp 1,5 milyar.
Kepala Desa Wae Wako, mengaku bersyukur dengan adanya Judesa tersebut sebab masyarakat dapat menempuh perjalanan lebih singkat dari semula 15 km menjadi 5 km menuju ibukota kecamatan. Judesa juga bermanfaat untuk memasarkan hasil produksi pertanian dan akses menuju tempat pendidikan.
Hanya dengan kerja keras dan cerdas, tantangan alam dapat diakrabi dan dicarikan solusi sehingga memberi manfaat buat masyarakat. Tuhan akan selalu bersama orang-orang yang bekerja keras mewujudkan mimpi-mimpinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages